4 Bulan Di Amerika Karya Hamka Menceritakan Tentang Apa
Sampul cetakan terakhir Pengarang Negara Bahasa Genre Novel Penerbit (I–VI) Bulan Bintang (VII–sekarang) Tanggal rilis 1938 Jenis media Cetak (kulit keras & lunak) Halaman 52 Nomor Novel ini menceritakan tentang kisah percintaan antara Hamid dan Zainab, yang sama-sama jatuh cinta tetapi terpisah mulai dari karena perbedaan hingga Zainab yang dihadapkan oleh permintaan ibunya agar menikah dengan laki-laki yang telah dipilihkan. Pada akhir cerita, Hamid memutuskan pergi ke, kemudian terus beribadah hingga akhirnya meninggal di hadapan setelah mengetahui Zainab meninggal. Novel ini disambut baik dari berbagai kalangan, bahkan hingga saat ini telah diadaptasikan menjadi sebanyak dua kali, masing-masing dengan judul yang sama yaitu pada tahun dan. Lebih dikenal dengan singkatan Hamka, adalah Muslim asal yang dibesarkan dalam kalangan keluarga yang taat beragama. Ia memandang tradisi yang ada dalam masyarakat di sekitarnya sebagai penghambat kemajuan agama, sebagaimana pandangan ayahnya,.
Teks ini telah dibaca sebanyak beberapa kali agar dapat membuat kajian yang tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki. Terdapat pelbagai nilai kemanusiaan dalam novel Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka yang. Ibunya terlantar sakit, namun demi menasihati anaknya dan tidak mahu anaknya kecewa, dan walaupun Hamid tidak.
Setelah melakukan perjalanan ke dan sejak berusia 16 tahun untuk menimba ilmu, ia mulai bekerja sebagai guru agama di,, lalu di,. Dalam perjalanan itu, terutama saat di, Hamka banyak membaca karya dari ahli dan penulis Islam, termasuk karya penulis asal Mesir hingga karya sastrawan Eropa yang telah diterjemahkan ke dalam. Pada tahun 1935, Hamka meninggalkan Makassar untuk kembali ke Medan.
Di Medan, Hamka mulai menulis Di Bawah Lindungan Ka'bah ketika menjadi editor untuk majalah Islam mingguan Pedoman Masjarakat, yang dalam majalah tersebut untuk pertama kalinya Hamka diperkenalkan. Hamid merupakan kelahiran, yang hanya dibesarkan oleh ibunya sejak berusia empat tahun, karena pada saat itu ayahnya telah meninggal. Ketika berusia enam tahun Hamid disekolahkan oleh Haji Ja'far bersama anak perempuannya yang bernama Zainab di sekolah yang sama. Setelah menamatkan pendidikan masing-masing di sekolah, Hamid dan Zainab mulai jatuh cinta tetapi sama-sama tidak mengutarakannya hingga kemudian terpisah karena Hamid memutuskan pindah dari ke untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah agama.
Namun sejak ayah Zainab meninggal, yang disusul dengan meninggalnya ibu Hamid, mereka telah jarang bertemu. Dalam suatu pertemuan, Hamid dihadapkan oleh permintaan ibu Zainab, Asiah untuk membujuk anaknya menikah dengan sepupunya. Permintaan ibu Zainab itu dijalankan oleh Hamid mengingat ibunya semasa hidup juga tidak mengizinkannya menikahi Zainab karena perbedaan.
Hamid kemudian mengalami patah hati akibat keputusan yang diambilnya, lalu memutuskan pergi ke. Setelah setahun berada di Mekkah, Hamid yang mulai menderita penyakit bertemu dengan Saleh. Istri Saleh, Rosna adalah teman dekat Zainab sehingga Hamid dapat mendengar kabar tentang Zainab, termasuk kenyataan bahwa Zainab mencintai dirinya dan Zainab tidak jadi menikah dengan laki-laki pilihan ibunya. Setelah mengetahui hal tersebut, Hamid berniat untuk kembali ke Padang usai menunaikan. Pada saat bersamaan Saleh melalui istrinya mengirimkan surat untuk diberikan kepada Zainab yang isinya menggambarkan pertemuannya dengan Hamid. Namun Saleh mendapat balasan dari istrinya bahwa Zainab telah meninggal dunia; Saleh tidak memberikan kabar tersebut kepada Hamid sebelum akhirnya Hamid mendesaknya.
Pdf buku politik islam di. “Your Common House for Capacity Building” Blog ini dikelola secara resmi oleh Syarief Arief'aid; sebagai Staf pada lembaga: Pusat Strategi Kebijakan dan Pengembangan Masyarakat - Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (PSKPM-STPMD 'APMD' Yogyakarta).
Kenyataan itu disusul dengan meninggalnya Hamid di hadapan. Di Bawah Lindungan Ka'bah ditulis dalam bentuk singkat dengan gaya bahasa yang sederhana. Kritikus sastra Indonesia, beranggapan bahwa ini mungkin terjadi karena Hamka mengikuti gaya penulisan yang diwajibkan.